About Me

My photo
I love Manga I love Anime And I am a Moeslim!!!

Pages

Thursday, May 17, 2012

 ANGIOGRAFI

Angiografi adalah pemeriksaan terhadap pembuluh darah. Prosedur ini sangat bermanfaat untuk mengkaji perfusi arteri dan bisa digunakan untuk tingkat amputasi yang akan dilakukan. Setelah dilakukan prosedur ini, pasien dibiarkan berbaring selama 12 sampai 24 jam untuk mencegah perdarahan pada tempat penusukan arteri. Perawat memantau tanda vital, tempat penusukan untuk melihat adanya pembengkakan, perdarahan dan hematoma serta ekstremitas bagian distalnya untuk menilai apakah sirkulasinya adekuat. 

Cara pemeriksaan Angiografi adalah dengan memasukan kateter ke dalam arteri femoralis atau brakhialis dan zat kontras disuntikan untuk memudahkan penglihatan terhadap pembuluh darah. Pemeriksaan Angiografi berguna untuk mengevaluasi pembuluh darah dan untuk mengidentifikasi vaskularisasi yang tidak normal karena adanya tumor atau penyakit lainya. 

Pemeriksaan Angiografi dilakukan bila Tomografi Komputer atau Skrining Radionukleid memberi kesan adanya kelainan pada pembuluh darah. 

Jenis Pemeriksaan Angiografi 
1. Angiografi Cerebral 
Yaitu zat kontras disuntikan ke arteri karotis dan arteri vertebral bertujuan untuk mendeteksi Aneurisma serebrovaskular, trombosis cerebral, hematoma, tumor dari peningkatan vaskularisasi, plak serebral atau spasme dan untuk mengevaluasi aliran darah serebral. 

2. Angiografi Pulmonal 
Yaitu kateter dimasukan ke arteri pulmonalis dan kontras disuntikan untuk melihat pembuluh darah pulmonal. Bertujuan untuk mendeteksi emboli paru,tumor,perubahan vaskuler yang berhubungan dengan emfisema dan untuk mengevaluasi sirkulasi pulmonal. 

3. Angiografi Ginjal 
Yaitu pemeriksaan ini memungkinkan penglihatan terhadap pembuluh dan parenkim ginjal dan untuk mendeteksi kelainan pembuluh di aorta serta untuk memperlihatkan hubungan ginjal ke aorta. Angiografi Ginjal dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi stenosis arteri ginjal, trombus atau emboli ginjal dan untuk menentukan faktor penyebab hipertensi atau gagal ginjal, serta untuk mengevaluasi sirkulasi ginjal. 

4. Angiograf Koroner 
Angiograf koroner menggunakan sinar-x dan kontras yang disuntikan ke dalam arteri koroner melalui kateter untuk melihat apakah ada penyempitan pada arteri koroner. Karena pemeriksaan ini mensyaratkan masuknya kateter ke dalam jantung, sehingga angiografi koroner lebih dikenal dengan nama kateterisasi jantung. 

Pemeriksaan ini dilakukan di laboratorium kateterisasi yang harus steril. Kateterisasi jantung kanan dilakukan dengan memasukkan kateter radio-opak dari vena antekubital atau femoral ke atrium kanan, ventrikel kanan, dan pembuluh darah paru. 

Cara ini dilakukan di bawah pementauan fluoroskopi. Tekanan dalam atrium kiri diukur dan dicatat, dan sampel darah diambil untuk pengukuran hematokrit dan saturasi oksigen. Kateter kemudian didorong melalui katup trikuspidalis, dan uji yang sama dengan kemudian dilakukan pada darah di ventrikel kanan. Akhirnya, kateter dimasukkan lebih dalam lagi ke arteri paru (melalui katup paru) sampai sampel kapiler dapat diambil dan tekanan kapiler kemudian diukur. Kemudian kateter ditarik kembali. 

Kateterisasi jantung kanan dianggap sebagai prosedur yang relatif aman. Namun tetap berpotensi menimbulkan komplikasi seperti distretmia jantung, spesma vena, infeksi tempat pemasangan, perforasi jantung, dan kadang-kadang henti jantung. 

Sebelum pasien dikateterisasi jantung, biasanya dokter melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk menentukan apakah dia mampu dan tidak ada kontra indikasi untuk dilakukan keteterisasi. Pasien yang memiliki penyakit gagal jantung berat, gagal ginjal, gangguan sel darah atau memiliki fisik yang sangat lemah tidak boleh diketeterisasi jantung.